Potensi Gempa Bumi 9,0 SR Guncang Banten Jakarta, Simak Penjelasan BMKG, Sunda Megathrust?

Potensi Gempa 9,0 SR Guncang Banten Jakarta, Simak Penjelasan BMKG, Sunda Megathrust?
Potensi Gempa Bumi 9,0 SR Pasca Gempa Banten Jakarta, Simak Penjelasan BMKG, Sunda Megathrust?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) pun angkat suara soal Potensi Gempa Bumi 9,0 SR Pasca Gempa Banten Jakarta.
BMKG mengingatkan agar masyarakat tak mudah percaya dengan beragam informasi yang beredar di media sosial pasca gempa Banten yang menyebut akan ada Gempa Bumi berkekuatan 9,0 SR.
Gempa Banten terjadi pada Jumat (3/8/2019) pukul 19.03 WIB.
Salah satu informasi yang menyebar di media sosial adalah akan adanya gempa yang lebih besar dibandingkan gempa Banten.
Informasi yang beredar menyebutkan, Gempa Bumi yang akan terjadi bermagnitudo 9,0. BMKG menegaskan, informasi itu hoaks.
"Isu yang berkembang tersebut tidak benar, karena peristiwa Gempa Bumi hingga saat ini belum dapat diprediksi oleh siapa pun, kapan, di mana, dan berapa kekuatannya," 
kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono,
Rahmat menjelaskan, Gempa Bumi terjadi akibat deformasi batuan secara tiba-tiba pada sumber gempa yang sebelumnya telah mengalami akumulasi medan tegangan (stress) di sekitar zonanya.
Sementara, pengaruh penjalaran stres yang selanjutnya terjadi, secara kuantitatif masih sulit diketahui.
"Teori yang berkembang saat ini baru dapat menjelaskan bahwa sebuah gempa bumi utama dapat membangkitkan atau memicu aftershocks dan masih sulit untuk memperkirakan gempa besar rentetannya," jelas Rahmat.
BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang, tetapi tetap harus waspada dan tidak mudah percaya terhadap isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Rahmat juga mengingatkan bahwa hal yang paling penting adalah masyarakat melakukan langkah-langkah mitigasi terkait kesiapan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi.
"Siapkan bangunan rumah Anda sesuai dengan konstruksi aman Gempa Bumi. Siapkan perabotan-perabotan yang kuat dan dapat menjadi tempat perlindungan. 
Sementara, saat terjadi gempa, siapkan jalur evakuasi yang aman di lingkungan tempat tinggal Anda," kata dia.
Masyarakat juga diingatkan terus berlatih untuk evakuasi mandiri dan memonitor informasi melalui kanal media sosial BMKG di berbagai platform media sosial, mobile Apps, website, ataupun kanal-kanal resmi BMKG.
Pasca-gempa Banten beredar sejumlah informasi yang dipastikan BMKG sebagai hoaks.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga mengimbau hal yang sama.
Pada saat ini, sedang beredar kabar bohong atau hoaks yang mengklaim berasal dari grup geologi Institut Teknologi Bandung ( ITB ) mengenai akumulasi energi patahan Sunda yang hampir kritis.
Kabar tersebut mengatakan bahwa jarak antar Gempa Bumi yang semakin pendek dan aktifnya gunung Tangkuban Parahu akhir-akhir ini merupakan indikasi akumulasi energi Sunda Megathrust sudah hampir kritis.
Lalu, jika titik kritis tercapai, bisa terjadi gempa bermagnitudo 9,0 yang memicu aktivitas sesar Baribis dan sesar Lembang.
Menanggapi kabar tersebut, Daryono selaku Kabid Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan ahli gempa ITB Irwan Meilano menyanggahnya.
"Hoaks itu. Siapa bisa tahu itu kritis," ujar Daryono 
Narasi yang beredar Jarak antar gempa (yang) semakin pendek dan tiba-tiba aktifnya gunung Tangkuban Perahu, bisa jadi merupakan indikasi akumulasi energi patahan Sunda (Sunda megathrust) hampir mencapai titik kritis.
Jika atas seizin Allah SWT tercapai titik tersebut, gempa yang selama ini dikhawatirkan dengan besar, 9 skala Richter, berpeluang terjadi.
Bagi Jabodetabek, yang dikhawatirkan adalah aktifnya patahan tersebut memicu pula aktivitas patahan Baribas yang memanjang dari Pasar Rebo hingga Ciputat, serta patahan Lembang di Bandung.
Wallahu'alam.
Persiapan diri harus dilakukan mulai sekarang.
Tanggapan para ahli Daryono menegaskan bahwa hingga saat ini, peristiwa gempa belum dapat diprediksi oleh siapa pun.
Hal ini termasuk kapan, di mana dan seberapa besar kekuatan gempa yang akan terjadi.
Selain itu, gempa bumi sendiri terjadi akibat deformasi batuan tiba-tiba pada sumber gempa yang telah mengalami akumulasi medan tegangan atau stres sehingga pemikiran bahwa sebuah gempa dapat memicu sumber gempa lain, 
seperti yang disebutkan dalam pesan viral, belum dapat dibuktikan secara empiris.
"Teori yang berkembang saat ini baru dapat menjelaskan bahwa sebuah gempa dapat membangkitkan picuan statik karena adanya perubahan stress di sekitar pusat gempa yang kemudian dapat meningkatkan aktivitas gempa susulan (aftershocks) di sekitar gempa utama," jelas Daryono.
Irwan turut mengatakan bahwa tidak benar bila jarak gempa yang semakin dekat dan aktifnya Gunung Tangkuban Parahu merupakan indikasi akumulasi energi Sunda Megathrust.
Menurut dia, akumulasi energi di selatan Selat Sunda telah dan sedang terkumpul sejak ratusan tahun lalu.
Di samping itu, kelanjutan sesar Baribis ke daerah Jabotabek juga masih dalam tahap riset dan belum bisa ditemukan bukti ilmiahnya sampai saat ini.
Lebih lengkap tentang sesar Baribis: Misteri Sesar Baribis di Perut Bumi Jakarta dalam Kacamata Para Ahli Daryono pun menghimbau masyarakat agar tetap tenang, 
tetapi waspada dan tidak percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarnya.
Daripada hanya panik ketika mendapati pesan-pesan seperti ini, yang lebih penting adalah melakukan langkah-langkah kesiapan sebelum, saat dan setelah terjadi gempa bumi sedari sekarang.
"Siapkan bangunan rumah Anda agar sesuai dengan konstruksi aman gempa, siapkan perabotan-perabotan yang kuat dan dapat menjadi tempat perlindungan sementara saat terjadi gempa, siapkan jalur evakuasi yang aman di lingkungan tempat tinggal Anda," tutup Daryono. Dapatkan hadiah utama Smartphone setiap bulan 
Penulis : Shierine Wangsa WibawaEditor : Shierine Wangsa Wibawa

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Potensi Gempa Bumi 9,0 SR Guncang Banten Jakarta, Simak Penjelasan BMKG, Sunda Megathrust?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Loading...

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Loading...